Ketua Divisi Kajian Aliansi Cinta Keluarga Indonesia (AILA) Dinar Kania mengatakan, semula kelompok ini menyebarkan paham masuk ke dalam akademisi di setiap kampus. Namun belakangan mereka turun menyasar anak-anak.
"Mereka (LGBT) tahun 2009 larinya ke intelektual. Lalu masuk ke kampus-kampus, lalu turun mereka pilih anak-anak SMA, modusnya untuk sosialisasi AIDS. Lalu mereka masukkan kesetaraan gender dan LGBT. Lalu turun lagi ke kelas-kelas anak-anak kecil yaitu SD," katanya dalam diskusi Kajian LGBT dalam Perspektif Keilmuan di Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok, Jumat (26/2/2016) sore.
Ia menjelaskan kelompok ini melakukan advokasi perangkulan dan terus berkembang. Ia meminta agar para orangtua mewaspadai hal ini terjadi pada putra putri mereka.
Dinar mengapresiasi kebijakan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang melarang tayangan kebanci- bancian. Paling tidak, lanjutnya, hal itu dapat menjadi filter gerakan kelompok ini.
"Alhamdulillah KPAI dan KPI mendukung. Pada dua tahun lalu kami maju tak ada gaungnya, media enggak masif tetapi mereka (kelompok LGBT) justru dapat keuntungan. KPAI sudah lakukan kajian, gerakan bersama kesepakatan bersama, paling tidak usaha untuk memfilter," tandasnya.